Hahahahahahaha kamu bilang kamu mencintai ku hahahahahaha, perut ku menjadi begitu geli mendengar kata kata itu setelah kamu membuang ku berkali kali hahahahahaha kamu sangat lucu, lelucon mu membuat aku tidak berhenti tertawa hhhhuuuuuuhhhh
baiklah aku akan mulai bercerita, pada suatu malam yang sunyi ketika kegalauan memuncak setelah kejadian itu telepon genggam ku berdering menandakan ada 1 panggilan masuk dan ternyata panggilan itu berasal dari masa yang telah lama berlalu, masa yang kian hari kian semu, masa yang tidak pantas untuk di temu.
Kamu menyapa ku dengan awalan menanyakan kabar ku, kemudian menanyakan kabar keluarga ku, menurut ku itu cukup baik. Lalu seiring berjalannya waktu panggilan yang mulai panjang, sekitar pukul 00.30 kamu mengatakan rindu, kamu pikir aku iba? maaf.
"Aku rindu kamu, aku rindu mengobrol dengan mu, aku rindu tertawa bersama mu, aku rindu pelukan mu, aku rindu menangis bersama mu, aku rindu semuanya bersama mu, aku menyesal karna dulu......" pantas saja kamu menyesal, bahkan menoleh ke arah pria lain saja dulu aku tidak pernah!!
Percakapan mulai tak terarah, hampir menggagalkan proses move on ku, suara yang terdengar begitu sayu hampir saja membuat ku luluh seperti dulu.
Aku pikir kamu gila, yaaa kamu sudah mulai gila di buat nya, kamu di campakkan sama seperti waktu itu kamu melakukan hal yang sama terhadap ku. Aku prihatin, aku tidak pernah berharap hal buruk terjadi kepada mu tetapi Tuhan selalu punya cara untuk menghukum umatnya yang bersalah.
Kamu mengucap janji itu lagi, membuat aku semakin muak berbicara pada mu di balik telepon pada malam itu. kamu berbicara soal pernikahan, soal perubahan yang akan kamu lakukan, aku akui itu hal yang baik, mungkin kamu sudah terlalu lelah pada hidup dan akhirnya menyerah. Tapi bukan aku tempat untuk kamu bersinggah, karna aku juga lelah menampung mu untuk waktu yang cukup lama karna kamu selalu datang dan pergi sesuka hati.
Kamu memohon untuk kebaikan, mungkin hanya kebaikan buat mu tapi bukan buat ku. Aku mendengar suara penyesalan mu, aku senang kamu menyesal, aku bahagia kamu merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan dulu, aku yakin kamu mampu melalui nya, tidak lama lagi kamu akan bangkit dengan menggandeng lengan wanita baru mu.
Aku tidak perduli, aku tidak mempermasalahkan apapun yang hendak kamu lakukan, tapi jangan harap aku berkenan untuk terlibat dalam kehidupan mu lagi, aku lelah, aku muak!!