Senin, 30 September 2013

Lebih Menyakitkan Jika Belum Benar-Benar Pergi

Kamu yang selalu mengira aku baik-baik saja setelah semua sirna......

Awalnya kamu menyakiti ku dengan pengabaian lalu kamu kembali dengan penyesalan yang semata lebih menyakitkan ku karna sosok mu tidak lah benar benar pergi dari hidup ku. Aku berusah menghilangkan kamu dari hari hari ku, dengan menerima setiap orang baru yang ingin lebih dekat dengan ku, menghabiskan waktu untuk membalas setiap sms, bbm, mention yang masuk dari mereka.

Aku lebih suka kamu tidak kembali dari pada harus datang untuk pergi lagi, Aku lebih suka kamu begini, diam dan sunyi, hilang dari peredaran hidup ku, setidaknya untuk tidak membuat aku lebih dalam merasakan sakitnya pengabaian. Kamu sibuk dengan penyesalan mu itu, kamu bilang bahwa kamu menyesali semua pengabaian yang kamu berikan, lantas apa harus aku memaafkan mu dengan begitu mudahnya??

Kamu meninggalkan aku dengan begitu mudah, tapi aku tidak begitu bodoh untuk kembali menerima semua yang sudah sirna. kamu berpaling dengan yang kamu pikir itu adalah jauh lebih baik dari aku, tp nyatanya.... Aku turut prihatin sayang, dengan keadaan mu yang sekarang. Aku sedikit senang jika kamu menyesali semuanya, terutama kamu menyesal meninggalkan aku, tapi aku juga sedih karna aku tidak dapat lagi menerima semua penyesalan itu.

Kamu juga bilang bahwa kamu masih mencintaiku, lantas haruskah aku percaya setelah aku tau cintamu adalah palsu belaka?
Kamu menghidupkan lagi kenangan yang sempat mati, kenangan yang harusnya tidak bangkit lagi, aku membencimu karna ini. Aku berharap aku tidak lagi hidup bersama kenangan dan janji yang sampai saat ini tidak satupun terwujud. Aku ingin kita menguburnya bersama, kamu melupakan dan aku juga.

Akan jauh lebih mudah jika aku dan kamu saling melupakan, tidak saling merindukan meski sempat menjadi satu bagian. Satu bagian itu telah menjadi beberapa bagian sekarang, terbelah dengan kebohongan dan penghianatan. Penyesalan mu pun tidak dapat menyatukannya meski sempat membuat aku untuk berusaha kembali membangunnya. Tidak!! bukan itu yang seharusnya aku lakukan, aku tidak boleh masuk di dalam perangkap mu untuk kesekian kalinya. Ini sudah berakhir.

Kamu memberi perhatian, bagi ku itu sudah terlambat. Semua yang kamu lakukan sekarang sudah lah terlambat, kamu hanya membuatku mengingat semua kesakitan yang kamu ciptakan. Setiap kata cinta mu, kata rindu mu tidak membuat ku iba, karna aku masih ingat bagaimana rasanya, bagaimana detail nya penghianatan itu kamu mulai.

Tidak kah cukup melihatku hancur berantakan sehingga kamu ingin melakukannya sekali lagi? Apa hanya jika aku mati kamu akan berhenti?

Aku memaafkan mu tapi tidak untuk kembali menjadi budak mu. Hidup itu untuk maju bukan untuk mundur. Nikmati lah hidup yang kamu pilih, telusuri lah jalan yang mungkin saja akan membuatmu tersesat dengan sangat jauh, ambil lah pelajaran dari penyesalan mu itu.

Sudah saatnya kamu yang aku sayang, menjadi kamu yang telah hilang. Ini saatnya mencari bagian yang hilang untuk kembali menemukan orang yang layak untuk mendapat kasih sayang.

Kamis, 19 September 2013

Kesalahan Dalam Rindu

Aku memulainya lagi, setelah sekian lama tidak menulis tentang mu, mengacuhkan kamu, dan berpura pura tidak perduli sedikitpun tentang kamu. Disini aku bebas, aku mampu menuliskan apa yang aku rasakan dengan berharap kamu tidak membacanya. Aku berusaha menghela nafas dalam dalam dan mencoba untuk tidak merasakan sesak yang sama saat terakhir kali aku menulis setiap bait berisikan kamu.

Aku masih dalam proses untuk tidak lagi tahu setiap detik keberadaan mu, perlahan aku mencoba melupakan sesuatu hal indah yang selalu kita ciptakan setiap harinya. Semua orang mengatakan bahwa merindukan mu adalah kesalahan, aku mengira semua itu wajar karna aku manusia, wajar merasakan rindu, jatuh cinta, dan kecewa. Aku mendapatkan semua rasa itu dari kamu, awalnya kamu membuatku percaya dan jatuh dalam sebuah keindahan yang bernamakan cinta lalu kamu meninggalkan ku dengan menyisakan kekecewaan, tapi karna aku mencintaimu seberapa sering kamu mengecewakan ku, aku akan tetap merindukan kamu.

Kamu menyiksaku dengan kerinduan, uuppss!!! lebih tepatnya adalah Aku Menyiksa Diriku Sendiri Dengan Menyimpan Rapat Kerinduan ini. 

Aku membungkusnya rapih meski sesekali mengintip hanya sekedar mengingat sakitnya ditinggalkan agar aku  lebih mudah melupakan, sebut saja itu kenangan. Dari sana aku menyimpulkan bahwa aku gagal lagi, aku belum benar benar kuat dengan semua yang aku jalani, sangat berbeda jika tanpa kamu. Aku yakin kamu tertawa tapi perlu kamu tahu bahwa aku juga tertawa, tertawa dalam kepalsuan lebih tepatnya.

Dari salah seorang teman, dia mengatakan kepada ku "kamu tahu, jika kita yang berusaha dan semesta yang menentukan." sangat melekat diingatan ku, kata kata yang simple namun begitu menyentuh dengan apa yang aku rasakan. Aku sedikit menyangkal hanya untuk membela diri, "setidaknya aku masih berusaha bukan?" lalu dengan tegas kata kata yang aku lontarkan semata untuk membela diri di tepis nya "usaha bukan untuk kembali dimasa lalu".

Kembali kepada mantan sama halnya dengan membaca buku berkali kali dengan judul yang sama, meski telah tahu akhir ceritanya tetapi masih saja terus dibaca. Manusiawi saja......... Aku merindukan Kamu. karna setiap kenangan tidak mungkin dilupakan, hebat jika ada orang yang mampu benar benar melupakan kenangan baik indah maupun buruk.

Andai saja logika bersahabat dengan cinta, mungkin tidak akan pernah ada air mata. Karna sesungguhnya cinta tidaklah membutuhkan logika, banyak orang yang mencintai tanpa logika sehingga tidak jarang mereka terluka. Di mulut kita sering mengatakan "aku tidak akan jatuh dilubang yang sama (lagi)" namun lagi lagi karna cinta, tidak ada kesalahan yang sengaja diulang kecuali dalam cinta.

Menyakitkan ketika rindu yang tidak diharapkan begitu saja masuk dengan tidak mengucapkan sapaan, menerobos dinding dinding yang sengaja dibangun agar tidak ada lagi sosok masa lalu yang diam diam mengisi relung hati yang kian sepi. Masa lalu bukan untuk dilupakan, sedikit melihat seberapa parah kerusakannya tidaklah jadi masalah, yang jadi masalah adalah terjun didalamnya.

Dimalam yang semakin larut ini membuat aku semakin merindukan kamu, harus aku akui bahwa ini adalah kesalahan, kesalahan yang indah. Aku tidak menutup kemungkinan untuk kamu, selagi nyawaku masih berada dalam raga, selagi nafas ku belum terhenti, selagi hidup ku masih berjalan, karna masa depan tidak dapat diilustrasikan.