Kamis, 19 September 2013

Kesalahan Dalam Rindu

Aku memulainya lagi, setelah sekian lama tidak menulis tentang mu, mengacuhkan kamu, dan berpura pura tidak perduli sedikitpun tentang kamu. Disini aku bebas, aku mampu menuliskan apa yang aku rasakan dengan berharap kamu tidak membacanya. Aku berusaha menghela nafas dalam dalam dan mencoba untuk tidak merasakan sesak yang sama saat terakhir kali aku menulis setiap bait berisikan kamu.

Aku masih dalam proses untuk tidak lagi tahu setiap detik keberadaan mu, perlahan aku mencoba melupakan sesuatu hal indah yang selalu kita ciptakan setiap harinya. Semua orang mengatakan bahwa merindukan mu adalah kesalahan, aku mengira semua itu wajar karna aku manusia, wajar merasakan rindu, jatuh cinta, dan kecewa. Aku mendapatkan semua rasa itu dari kamu, awalnya kamu membuatku percaya dan jatuh dalam sebuah keindahan yang bernamakan cinta lalu kamu meninggalkan ku dengan menyisakan kekecewaan, tapi karna aku mencintaimu seberapa sering kamu mengecewakan ku, aku akan tetap merindukan kamu.

Kamu menyiksaku dengan kerinduan, uuppss!!! lebih tepatnya adalah Aku Menyiksa Diriku Sendiri Dengan Menyimpan Rapat Kerinduan ini. 

Aku membungkusnya rapih meski sesekali mengintip hanya sekedar mengingat sakitnya ditinggalkan agar aku  lebih mudah melupakan, sebut saja itu kenangan. Dari sana aku menyimpulkan bahwa aku gagal lagi, aku belum benar benar kuat dengan semua yang aku jalani, sangat berbeda jika tanpa kamu. Aku yakin kamu tertawa tapi perlu kamu tahu bahwa aku juga tertawa, tertawa dalam kepalsuan lebih tepatnya.

Dari salah seorang teman, dia mengatakan kepada ku "kamu tahu, jika kita yang berusaha dan semesta yang menentukan." sangat melekat diingatan ku, kata kata yang simple namun begitu menyentuh dengan apa yang aku rasakan. Aku sedikit menyangkal hanya untuk membela diri, "setidaknya aku masih berusaha bukan?" lalu dengan tegas kata kata yang aku lontarkan semata untuk membela diri di tepis nya "usaha bukan untuk kembali dimasa lalu".

Kembali kepada mantan sama halnya dengan membaca buku berkali kali dengan judul yang sama, meski telah tahu akhir ceritanya tetapi masih saja terus dibaca. Manusiawi saja......... Aku merindukan Kamu. karna setiap kenangan tidak mungkin dilupakan, hebat jika ada orang yang mampu benar benar melupakan kenangan baik indah maupun buruk.

Andai saja logika bersahabat dengan cinta, mungkin tidak akan pernah ada air mata. Karna sesungguhnya cinta tidaklah membutuhkan logika, banyak orang yang mencintai tanpa logika sehingga tidak jarang mereka terluka. Di mulut kita sering mengatakan "aku tidak akan jatuh dilubang yang sama (lagi)" namun lagi lagi karna cinta, tidak ada kesalahan yang sengaja diulang kecuali dalam cinta.

Menyakitkan ketika rindu yang tidak diharapkan begitu saja masuk dengan tidak mengucapkan sapaan, menerobos dinding dinding yang sengaja dibangun agar tidak ada lagi sosok masa lalu yang diam diam mengisi relung hati yang kian sepi. Masa lalu bukan untuk dilupakan, sedikit melihat seberapa parah kerusakannya tidaklah jadi masalah, yang jadi masalah adalah terjun didalamnya.

Dimalam yang semakin larut ini membuat aku semakin merindukan kamu, harus aku akui bahwa ini adalah kesalahan, kesalahan yang indah. Aku tidak menutup kemungkinan untuk kamu, selagi nyawaku masih berada dalam raga, selagi nafas ku belum terhenti, selagi hidup ku masih berjalan, karna masa depan tidak dapat diilustrasikan.

2 komentar:

  1. masih percaya jika masalalu itu akan bisa rapi lagi? :)))

    BalasHapus
  2. bukan gitu, tapi kalo dipikir pikir sih ngga ada yg ngga mungkin:)

    BalasHapus