Senin, 12 Agustus 2013

Hidup Ku

Setiap individu di dunia mempunyai cara tersendiri untuk bertahan hidup dan mempunyai cara untuk tetap merasa bahagia, seluruh umat manusia juga mempunyai hak dan kewajibannya masing masing. Bicara soal hak, mungkin ini tidak lah tabu bagi kita, semua orang ingin mendapatkan hak tentu setelah mereka menjalankan kewajibannya.

Sangat hina bagi orang yang egois, selalu ingin menang sendiri, tanpa berfikir bahwa yang sedang dihakimi adalah seorang manusia, manusia yang mempunyai hak yang sama. Semua orang berhak untuk bahagia, bukan? Lantas mengapa kebahagiaan saja tidak berhak untuk aku dapatkan? bukan maksud ingin memberontak, tapi seekor kera yang dikurung dalam kandang pun ingin sesekali merasakan kehidupan bebas yang selayaknya.

Jangan buat aku menjadi seperti pasir yang semakin kuat di genggam maka akan jatuh juga pada sela sela jari, biarkan aku menjadi burung yang sejauh mana mereka terbang maka tidak akan lupa pada sangkarnya. Aku selalu punya cara untuk bertahan hidup, demi karir dan keluarga yang bahagia tentunya. Aku juga memiliki cara untuk berbahagia, bersenang senang dengan seorang teman contohnya.

Memang tidak mudah untuk mencapai kebahagiaan yang sebenarnya, setidaknya biarkan aku merasa bahagia dengan apa yang membuat ku bahagia. Yang baik dimata mu belum tentu membuat ku bahagia, yang indah bukan hanya dilihat dari sebelah mata. Jutaan manusia diluar sana sedang sibuk mencari kebahagiaannya, sedangkan aku? Aku hanya bisa menunggu kebahagiaan itu datang yang entah sampai kapan.

Sebegitu tidak penting kah aku untuk mencari kebahagiaan saja aku tidak diperkenankan? Apa merasa damai hanya ada pada kehidupan kekal yang kita kenal dengan Akhirat? Untuk apa aku berlama lama hidup di dunia yang sementara tapi tidak merasa damai, lebih baik tinggal di Akhirat yang telah dijanjikan untuk kekal dalam damai.

Maksud hati bukan untuk mencari masalah, tapi hati ini pun tidak lagi sanggup untuk menyimpan segala gundah.
Hanya jeritan dari seorang gadis lugu yang segera beranjak tumbuh menjadi wanita hebat dengan semangat demi mencapai kebahagiaan dengan caranya sendiri. Mohon dipertimbangkan !!

Sabtu, 10 Agustus 2013

Surat untuk Kamu

Dear...........

Hari ini aku menuliskan sebuah surat kecil yang tidak begitu berarti untuk kamu orang yang sangat berarti, tepat dimana aku sedang rindu-rindunya kepada mu. sedikit air mata yang menetes satu per satu mengiringi setiap tarian dari jemari ini yang hendak melantunkan sebuah kata indah untuk kekasih yang telah lama pergi.. kamu, cinta pertama. dengan surat ini aku menyatakan bahwa rinduku telah melebihi batas wajar, bukan rindu biasa yang tengah aku rasakan.

Mungkin ketika kamu membaca surat ini, aku sudah tidak lagi yang penting bagi kamu, bisa juga kamu tengah membacanya dengan kekasih baru mu, atau mungkin kamu sama sekali tidak ingin membacanya. Banyak hal yang mungkin terjadi saat aku menulis surat ini, bisa saja kamu sedang memikirkan aku, atau mungkin kamu akan berusaha melupakan ku. kemungkinan kemungkinan itu yang terus menghantui pikiran ku hingga saat ini, tapi mungkin saja kamu telah benar benar melupakan ku.

Aku menulis surat ini dengan keadaan yang begitu parah, dengan tangan yang gemetaran dan jantung yang berdegub lebih kencang dari biasanya, sama seperti pertama kali kamu mendekati ku, aku gemetar dan bunyi jantung ku tidak bisa lagi di kendalikan, sama juga dengan hal nya ketika kamu memutuskan untuk pergi, ketika kita terpaksa untuk berpisah, air mata seakan menjadi teman baik yang menemani hari hari sunyi setelah kejadian yang sama sekali tidak sanggup untuk aku hadapi.

Aku belum menemukan waktu dimana ketika aku mengingat mu dan hati ku tidak lagi sakit, air mata ku tidak lagi terurai dengan deras, aku belum menemukannya sayang. Sesekali aku menahannya, bahkan aku hampir pingsan karna tidak sanggup lagi untuk menahan sakitnya hati karna kepergian mu yang terus memaksa ku untuk tetap baik baik saja. Ketika semuanya sirna, apa kamu merasakan hal yang sama?

Sayang, aku tau itu bukan lah kamu, kamu tidak akan terpuruk meski mungkin kamu mencintai dan ditinggal pergi, kamu tetap lah kamu sangat baik dalam kondisi yang tidak baik sekali pun. aku parah sayang, tau kah? sadarkah? Aku tidak sedang mengada-ada, aku tidak lagi bergurau, aku sungguh tersiksa, lantas aapa yang seharusnya aku perbuat? selain merindukan mu dalam diam dan mencintaimu dalam damai.

Kadang teringat setiap canda yang menghiasi hari kita dulu, kamu selalu membuat aku tertawa dengan lelucon garing mu itu, kamu membuat aku merasa paling bahagia ketika kamu memeluk ku dan tidak berusaha untuk melepas pelukan itu. kita damai dalam keadaan apapun, sebelum semuanya berubah dan kita menjadi sengsara. oh tidak, mungkin hanya aku yang merasa sengsara.

Surat ini mungkin sangat panjang bila aku menulis setiap kenangan yang masih tersisa, mengumpulkan setiap cinta yang telah tercampur dengan debu dan angin siap untuk menerbangkannya dengan kencang. Aku masih sangat ingin bercakap dengan mu, meski hanya lewat tulisan dalam setiap surat yang sama sekali tidak kamu baca, dalam setiap doa yang tidak mungkin kamu dengar, dan dalam setiap tangis yang hanya aku dapat merasakannya.

Surat ini akan aku akhiri dengan sebuah kata singkat dan aku harap kamu mengingatnya, selamanya..
Aku masih merindukan mu setelah sekian lama kamu meninggalkan aku, aku masih ingin didekap mu meski itu telah menjadi milik yang baru, aku merindukan canda tawa kita yang mungkin tidak akan lagi terdengar, aku masih ingin memandang mu walau dari kejauhan, aku akan terus mencintai mu ketika aku tidak sanggup lagi berucap "aku mencintai setiap bagian yang ada pada diri mu". 

Selamat tinggal, kamu yang pernah dan masih menjadi yang terpenting :')

Senin, 05 Agustus 2013

Aku Tidak Percaya Bahwa Kamu Tidak Merindukan Ku

Berhenti tertawa, aku hanya meluapkan rasa yang ada dalam hati ini, aku tau ini cukup bodoh, aku sadar aku tolol tapi tidak ada yang lebih bodoh dari pada memakan kotoran sendiri -_-

Sedikit saja, aku merindukan mu. Lantas? Apa perduli mu?
Oh Tuhan, betapa bodoh nya kata kata yang baru saja aku ucapkan, lihat lah aku begitu lemah karna secuil rindu yang terselip di antara kenangan dan luka. sosoknya membuat ku lupa bahwa dia tidak lagi bersama ku, dia bukan lagi milik ku. aku masih merindukannya sekarang dan akan datang.

Setelah banyak yang kita lakukan, aku rasa tidak mungkin jika kamu tidak merindukan sedikit saja tentang aku, kita begitu bahagia dulu, apa kamu ingat? jangan bodohi aku dengan rayu mu, aku pernah begitu sakit akan itu, apa kamu masih ingin menyakiti ku lagi dengan yang baru?

Sayang........ ups maaf, aku tidak lagi berhak memanggil mu dengan kata sayang meskipun aku masih benar benar menyayangi mu dengan segenap jiwa dan raga ku dengan seluruh hati dan cinta ku yang sempat menyita tenaga dan waktu ku. 
sweety......... tidak tidak, bukan itu juga panggilan yang cocok untuk kamu yang sekarang karna cinta kita tidak semanis dulu.

Baiklah, kamu merubah segalanya dari mulai panggilan sampai masa depan kita, kita merangkainya dengan sangat indah, kita menjalaninya dengan waktu yang lama dan penuh kesabaran, tapi jika ini yang dikehendakkan untuk kita apa kita harus menyerah dan pasrah?

Bukan masa lalu yang sedang aku bicarakan, aku hanya membahas sedikit dari bagian kita dulu yang pernah ada, kita dulu yang pernah cinta bahkan mungkin sampai sekarang masih sama walau keadaan memaksa kita untuk berpisah. perpisahan ini yang membuat aku yakin bahwa kita benar benar segalanya yang dibutuhkan dari bagian masa depan aku dan masa depan kamu, kita masih saling bersangkutan bahkan akan terus bersangkutan.

Jika semangat bukanlah lagi kamu, lantas bagaimana aku bisa bersemangat?
Aku merindukan mu dari ujung kaki hingga ujung helai rambut mu, aku merindukan belaian lembut pada rambut ku yang senantiasa kamu lakukan untuk memanjakan ku, kecupan itu aku tidak hanya merindukannya namun aku sangat merindukannya, di keningku kau letakan bibir mu dengan begitu lembut, dengan sejuta cinta yang membuat ku begitu nyaman dalam peluk mu.

Bagaimana aku bisa melupakan mu jika setiap hari aku masih merindukan mu?
Bagaimana aku sanggup menerima kepergian mu jika setiap hari kamu tidak pernah lekang dari mimpi ku?

Ini lah aku, terbuai dalam gelora cinta yang membara dan menetap pada satu cinta. menyedihkan bukan? tapi aku menyukainya :')

Sabtu, 03 Agustus 2013

Sadarkah? Aku Khawatir :(

Hampir setiap hari setelah kita pisah, aku terus memikirkan keadaan mu, hanya dapat berharap kamu baik baik saja. Tidak pernah sedetik pun kamu lepas dari benak ku, aku ingin memastikan kamu selalu baik meskipun tidak ada aku, aku ingin kamu bahagia meskipun bukan karna aku.

Aku merasa sangat munafik ketika mengatakan itu, pada dasarnya aku masih sangat ingin menjadi alasan dari kebahagiaan mu, aku selalu ingin membuat mu tetap aman dalam pelukan ku. Aku tau itu mustahil sekarang, tapi mungkin saja terjadi di akan datang.

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul di otak ku.
Apakah kamu baik?
Apakah kamu bahagia?
Apakah kamu melanjutkan hidup?
Tanpa aku?
Benarkah?

Aku berharap kamu tidak melakukan semua itu, mungkin aku terlalu banyak berharap tapi kenyataannya, aku benar-benar ingin bersama mu. Meski tidak untuk saat ini, tapi ku mohon berjanji lah bahwa kelak kau akan kembali dan menyusun semua yang kita impikan, semua yang kita rencanakan dulu... Pernikahan AKU dan KAMU

Keadaan menjadi sangat berubah tanpa mu dan  kamu tau itu, kamu tau bahwa aku mati-matian menahan rasa rindu yang tertanam alami di dalam hati ini. Dengan ini kamu mampu membunuh ku secara perlahan.

Terus merasa khawatir karna mu, terus merasa gelisah tanpa mu. Kekhawatiran ini muncul setelah aku tau kamu berusaha pergi dan melepaskan diri dari ku. Aku khawatir kamu jatuh sakit, Aku khawatir kamu kesepian, dan yang paling aku khawatirkan adalah kamu tidak akan kembali dan berhenti mencintai ku.:(

Kekhawatiran ini yang aku bilang dapat saja dengan mudah membunuh ku. Karna setidak nya kamu adalah salah satu alasan aku berusaha tetap bernafas dan tetap hidup. Tapi bukan hidup dalam bayang-bayang mu seperti ini yang aku inginkan, aku ingin hidup dalam nyata mu, menemani keseharian mu dan segalanya tentang mu, aku sanggup!!

Tidak seharusnya aku mengeluh karna nasib, tidak seharusnya aku lemah karna kamu. Aku ingin memberi tau satu rahasia kecil namun berarti, "bahwa memang aku lelah menjalani nasib tanpa mu, bahwa sebenarnya aku lemah jika tidak menatap mata indah mu". Cinta ku begitu besar  dan mungkin kamu tidak akan pernah bertemu dengan cinta yang sebesar ini, sama seperti yang aku rasakan.

Karna sebenar-benarnya perasaanku saat ini adalah, "Aku khawatir, tolong kembalilah" :'(

Jumat, 02 Agustus 2013

Kamu Lagi

Awalnya, aku mencoba, mencoba untuk sedikit tidak mengingat mu, nyatanya semua itu tidak ada artinya, usaha ku sia sia, kamu lagi yang muncul dalam pikiran mu, mengganggu otak ku, membuat ku jatuh berkali kali dalam kenangan yang begitu indah kita ciptakan. Aku tau kamu telah benar benar melupakan ku, bahkan sama sekali tidak mengingat belaian yang aku peruntukan kepadamu, kamu mengabaikan setiap pelukan yang berniat aku tujukan untuk membuat mu tetap hangat, kamu menolak beberapa pujian yang tidak lain hanya untuk membuat mu merasa lebih special, kamu juga tidak perduli untuk cinta yang nyata, yang harusnya kamu sadar bahwa hanya aku yang mempunyai cinta sehebat ini untuk mu.

Kamu menjadi begitu naif, kamu tidak lagi yang dulu aku kenal, kamu abu abu sekarang, aku sulit melihat siapa kamu sebenarnya, dimana kamu yang selalu mencintai ku. entah apa yang ada dalam pikiran mu sekarang, kamu lupa bahwa aku rela kesakitan untuk membela cinta kita, cinta yang sempat kamu rasakan walau aku menyangka itu hanya kepura puraan mu saja.

Aku berharap sekali kamu membaca setiap paragraf, setiap bait, dan setiap judul yang aku tuliskan, semua aku peruntukan tidak lain hanya untuk kamu, agar kamu tau betapa sakit dan cinta nya aku, cinta yang membuat aku begitu sakit, dan sakit yang membuat aku tetap bertahan pada cinta ini. pertahanan ini tidak tau akan berhenti sampai kapan, aku masih kuat pada dasarnya tapi begitu lemah didalamnya.

Semua orang berfikir aku baik baik saja, tapi setiap orang bisa saja salah dengan pemikirannya tersebut. bahkan aku tidak bisa benar benar membenci mu meski setiap luka telah kau kenalkan kepada ku, sampai semua itu menjadi sahabat baik ku. kamu melakukannya lagi, dan aku tenggelam di dalamnya berkali kali. kamu yang memperkenalkan aku pada keindahan yang maha dahsyat yang aku sebut itu CINTA, lalu kamu yang menikam aku dengan pedang tajam yang mereka kira itu adalah LUKA.

Aku menikmati setiap cinta yang tumbuh di antara kita, tapi aku juga tidak lupa dengan luka yang senantiasa kau selimutkan pada persimpangan hati yang begitu gelisah. kamu tau bahkan kamu hafal dengan yang aku rasakan dengan yang aku lakukan setiap kali kamu pergi menghilang. Aku hancur dan dibanjiri dengan air mata ku sendiri, air mata yang begitu perih sehingga aku tidak mampu lagi melihat dimana sisi baik dari cinta yang kau berikan.

Aku hanya bercerita, bukan sedang mengeluh atau mengemis cinta. masih ada yang tersisa di dalamnya, yaitu kenangan. semua yang aku lamunkan, setiap detik kebersamaan kita, aku masih mengingat nya dengan baik dan aku simpan dengan sangat rapih. aku menyimpan bukan untuk kembali pada kesakitan yang dulu aku rasakan, tapi untuk sesekali mengintip sebagai petunjuk untuk kebahagiaan yang pantas aku dapatkan.

Dipisahkan bukan berarti tidak mungkin bersatu, tapi perpisahan setidaknya mengajari kita untuk lebih memperbaiki diri sehingga kita dapat kembali menjadi orang yang benar benar siap menjalani masa depan yang kita harapkan.

Masih untuk kamu, kekasih yang membuat gelisah setiap hari~