Sabtu, 10 Agustus 2013

Surat untuk Kamu

Dear...........

Hari ini aku menuliskan sebuah surat kecil yang tidak begitu berarti untuk kamu orang yang sangat berarti, tepat dimana aku sedang rindu-rindunya kepada mu. sedikit air mata yang menetes satu per satu mengiringi setiap tarian dari jemari ini yang hendak melantunkan sebuah kata indah untuk kekasih yang telah lama pergi.. kamu, cinta pertama. dengan surat ini aku menyatakan bahwa rinduku telah melebihi batas wajar, bukan rindu biasa yang tengah aku rasakan.

Mungkin ketika kamu membaca surat ini, aku sudah tidak lagi yang penting bagi kamu, bisa juga kamu tengah membacanya dengan kekasih baru mu, atau mungkin kamu sama sekali tidak ingin membacanya. Banyak hal yang mungkin terjadi saat aku menulis surat ini, bisa saja kamu sedang memikirkan aku, atau mungkin kamu akan berusaha melupakan ku. kemungkinan kemungkinan itu yang terus menghantui pikiran ku hingga saat ini, tapi mungkin saja kamu telah benar benar melupakan ku.

Aku menulis surat ini dengan keadaan yang begitu parah, dengan tangan yang gemetaran dan jantung yang berdegub lebih kencang dari biasanya, sama seperti pertama kali kamu mendekati ku, aku gemetar dan bunyi jantung ku tidak bisa lagi di kendalikan, sama juga dengan hal nya ketika kamu memutuskan untuk pergi, ketika kita terpaksa untuk berpisah, air mata seakan menjadi teman baik yang menemani hari hari sunyi setelah kejadian yang sama sekali tidak sanggup untuk aku hadapi.

Aku belum menemukan waktu dimana ketika aku mengingat mu dan hati ku tidak lagi sakit, air mata ku tidak lagi terurai dengan deras, aku belum menemukannya sayang. Sesekali aku menahannya, bahkan aku hampir pingsan karna tidak sanggup lagi untuk menahan sakitnya hati karna kepergian mu yang terus memaksa ku untuk tetap baik baik saja. Ketika semuanya sirna, apa kamu merasakan hal yang sama?

Sayang, aku tau itu bukan lah kamu, kamu tidak akan terpuruk meski mungkin kamu mencintai dan ditinggal pergi, kamu tetap lah kamu sangat baik dalam kondisi yang tidak baik sekali pun. aku parah sayang, tau kah? sadarkah? Aku tidak sedang mengada-ada, aku tidak lagi bergurau, aku sungguh tersiksa, lantas aapa yang seharusnya aku perbuat? selain merindukan mu dalam diam dan mencintaimu dalam damai.

Kadang teringat setiap canda yang menghiasi hari kita dulu, kamu selalu membuat aku tertawa dengan lelucon garing mu itu, kamu membuat aku merasa paling bahagia ketika kamu memeluk ku dan tidak berusaha untuk melepas pelukan itu. kita damai dalam keadaan apapun, sebelum semuanya berubah dan kita menjadi sengsara. oh tidak, mungkin hanya aku yang merasa sengsara.

Surat ini mungkin sangat panjang bila aku menulis setiap kenangan yang masih tersisa, mengumpulkan setiap cinta yang telah tercampur dengan debu dan angin siap untuk menerbangkannya dengan kencang. Aku masih sangat ingin bercakap dengan mu, meski hanya lewat tulisan dalam setiap surat yang sama sekali tidak kamu baca, dalam setiap doa yang tidak mungkin kamu dengar, dan dalam setiap tangis yang hanya aku dapat merasakannya.

Surat ini akan aku akhiri dengan sebuah kata singkat dan aku harap kamu mengingatnya, selamanya..
Aku masih merindukan mu setelah sekian lama kamu meninggalkan aku, aku masih ingin didekap mu meski itu telah menjadi milik yang baru, aku merindukan canda tawa kita yang mungkin tidak akan lagi terdengar, aku masih ingin memandang mu walau dari kejauhan, aku akan terus mencintai mu ketika aku tidak sanggup lagi berucap "aku mencintai setiap bagian yang ada pada diri mu". 

Selamat tinggal, kamu yang pernah dan masih menjadi yang terpenting :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar